MASAK INDONG, RITUAL NAIK AYUN ANAK TIDUNG


Pada hari kamis tanggal 12 Oktober tepatnya pada pukul 09.00 pagi, saya dan teman-teman melakukan kuliah lapangan di Rumah Adat Keramat dengan tujuan untuk mengetahui lebih dalam tentang Suku Tidung. Suku Tidung merupakan Suku asli dari masyarakat Tarakan. Tidung juga merupakan suku asli dari saya sendiri , dan saya akui walaupun saya bersuku Tidung tetapi masih banyak hal - hal yang belum saya ketahui dari Tidung. Tapi melalui kuliah lapangan saya lebih mengetahui tentang Suku Tidung.
 Masyarakat Suku Tidung merupakan masyarakat yang patuh serta taat dalam melaksanakan amanat para leluhurnya, aktivitas keseharian mereka sangat kental dengan adat-istiadat yang memerintahkan mereka untuk selalu senantiasa menjaga dan memelihara lingkungan. Suku Tidung mempunyai tradisi yang unik, dimana tradisi tersebut harus dilestarikan  agar tidak terganti oleh kehadiran budaya baru terutama dari benua barat yang penyebarannya sangat cepat serta memberikan pengaruh pada generasi penurus budaya tersebut. Nah, dengan adanya tradisi yang selalu dilaksanakan menjadikan tali persaudaraan semakin erat didalam menjalin suatu hubungan kekerabatan.
Tradisi itu merupakan warisan budaya dimana upacara adat masing-masing sangat di jaga baik oleh suku tidung. Masak Indong atau Naik Ayun adalah salah satu tradisi dari masyarakat Suku Tidung, untuk anak bayi yang baru lahir dan belum pernah di ayun. Selanjutnya Sang bayi di naikkan kedalam Ayunan yang telah dihias sedemikian rupa.
Masak Indong atau Naik Ayun dilakukan oleh orang-orang tua perempuan yang berjumlahkan 7 orang, yang maknanya dari 7 orang tersebut ialah lahirnya seorang anak dari 7 lapis bumi, didalam ayunan bayi atau indong yang telah dihias sedemikian rupa juga ada 7 lapis kain yang maknanya anak yang telah lahir dari 7 lapis bumi tersebut hijrah ke 7 lapis langit.
Nah itulah laporan yang dapat saya sampaikan kurang dan lebihnya mohon di maafkan. Untuk para orang tua yang lebih tau adat-istiadat Suku Tidung mohon bimbingannya kepada kami anak cucu mu.
 penutup dari laporan ini penulis merekomendasikan kepada seluruh masyarakat Indonesia secara umum dan khususnya masyarakat Suku Tidung untuk dapat kembali kepada jati diri mereka melalui budaya dan kearifan lokal yang sekarang telah terkikis oleh perkembangan zaman.


AYU PUTRI DAHLIA, mahasiswa pbsi fkip ubt

Comments