PROBLEM SOSIAL BUDAYA DI PERBATASAN SEBAGAI IDE MENULIS | BERITA | SATU PENA || KALIMANTAN UTARA || ZONA LITERASI | AMBAU.ID


TARAKAN - Problem sosial budaya di kawasan perbatasan dapat dijadikan ide menulis oleh para penulis termasuk wartawan dan sastrawan. Demikian disampaikan oleh Satrio Arismunandar, Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Perkumpulan Satu Pena, dalam kelas menulis yang digelar Perkumpulan Penulis Satupena Provinsi Kalimantan Utara. Kelas Menulis Buku 0 KM bertopik "Selimut Dua Bendera" Itu dilaksanakan 21-22 Mei 2022 yang lalu. Untuk memudahkan peserta dan pembicara yang tersebar di beberapa pulau, acaranya dilakukan secara daring atau online. 


Satrio Arismunandar juga memberi semangat agar para penulis muda di Kalimantan Utara terus kreatif dan produktif menulis untuk menyuarakan dan mengawal pembangunan nasional. Mantan Ketua Asosiasi Jurnalis Independen (AJI) tersebut juga membuka kelas menulis dari Kantor Pusat Satupena di Jakarta. Satrio berharap tulisan-tulisan para penulis Kalimantan Utara akan memudahkan cerita dan informasi yang muncul dan berkembang di perbatasan dapat segera didengar khalayak termasuk pemerintah daerah lain, pemerintah Pusat, calon investor, dan juga wisatawan luar. "Informasi yang lebih cepat sampai ke pengambil kebijakan baik DPR maupun pemerintah pusat harapannya mempercepat penyelesaian masalah di perbatasan, " tegas Satrio Arismunandar. 

Kalimantan Utara merupakan provinsi muda yang terletak di kawasan terdepan, tertinggal dan terluar (3T). Beberapa kampungnya masih terisolir dan masih dalam pemikiran untuk membukanya agar masyarakat juga merasakan pembangunan nasional. Sebagian wilayah lagi sedang proses pembukaan jalan dan pembangunan awal tapi masih harus terus diteriakkan melalui tulisan. Pembangunan di perbatasan sangat penting mengingat letaknya berdekatan dengan Malaysia. Khawatir terjadi pembajakan oleh negeri jiran pada sumber daya yang dimiliki Indonesia di perbatasan. Terlebih Kalimantan Utara dikenal memiliki sumber daya alam melimpah dan juga sumber daya lingkungan sosial budaya yang luar biasa seperti seni tari, seni musik, arsitektur, seni ukir, seni tattoo, dan sebagainya. 


Ketua Satupena Kalimantan Utara, Muhammad Arba'in, menjelaskan kegiatan Kelas Menulis Buku juga dihadiri oleh berbagai narasumber yang tidak diragukan kepakarannya. Juga kehebatannya dalam tulis menulis baik dari penulis Nasional mas Dodi Mawardi (Penulis Pro). "Beliau banyak memiliki karya buku best seller, salah satu karyanya yang fenomenal "Belajar Goblok dari Bob Sadino"," ungkap Arbain, penulis kondang yang terkenal dengan masterpiece nya berjudul Buku Pintar Kebudayaan Tidung. Dosen Universitas Borneo Tarakan itu juga mengatakan narasumber lainnya yakni beberapa penulis lokal yang sudah go nasional dan tersohor kiprahnya di jagad menulis, seperti Hasan Basri (Penulis Buku Antologi Anak Rantau) dan Enny Asrinawati (Penulis Buku Jiwa Jiwa dalam Cerita & Founder Lisan). 

"Semoga berbagai gebrakan kreatif Satu Pena Kalimatan Utara yang kreatif dan inovatif. Terus menginspirasi dan mampu membangun episentrum kota Literasi di Kaltara. Serta terciptanya  atmosfer literasi dari Kaltara Untuk Indonesia dan Dunia, " seru Arbain penuh optimistis. (AMBAU | ZONA LITERASI) 

Comments