THOBRONI, SASTRAWAN KALIMANTAN UTARA YANG MENYUSURI JALAN SUNYI





Muhammad Thobroni  Lahir di Jombang 25 Agustus 1978. Lulusan Sastra Indonesia FBS UNY dan Magister Pendidikan Sastra Anak Program Pascasarjana UNY. Tulisannya tergabung dalam buku Grafiti Imaji, Mencari Tanda Sunyi, Daftar Hitam Dendam, Jejak Orang Gelisah, Masa di Titik Sudut, Catatan Ziarah,  dan sebagainya. Tulisannya dimuat Kuntum, Suluh, Fadhilah, Bernas, Kedaulatan Rakyat, Kompas, Republika, Jawa Pos, Pelita, dan lain-lain. Menulis buku Mading, Dialektologi, Belajar dan Pembelajaran, Bahasa Indonesia Komunikasi Lisan dan Tulis di Perguruan Tinggi, Korespondensi, Kisah Si Cicak dan Si Tokek, Kisah Si Sawa, Indahnya Puisi, Asyiknya Prosa, dan buku-buku lain. Buku kumpulan puisi Sei Kayan (2017) dan Ustadz Misterius (2018). Trilogi Buku Puisi Sungai melengkapi buku puisi Sei Kayan, berjudul Sei Bahau, Sei Sesayap, dan Sei Sembakung  sedang proses penerbitan. 

Saat ini mengabdi sebagai Staf Pengajar di Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Borneo Tarakan, sebuah perguruan tinggi di kawasan perbatasan utara Indonesia. Selain mengajar, juga aktif membangun dan mendampingi komunitas seni budaya seperti tari, teater, penulisan kreatif di kawasan perbatasan, baik komunitas guru, komunitas muda, dan anak-anak. Aktif mengisi acara talkshow pendidikan dan kebudayaan di Radio Republik Indonesia Tarakan, Tarakan TV, dan menjadi pembicara pelatihan, seminar, diskusi, dan juri lomba puisi, lomba mendongeng, serta lomba cerdas cermat. Tahun 2013, berkesempatan mengikuti Program Penulisan Mastera: Cerpen di Lembang Bandung, yang diselenggarakan oleh  Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud RI, bersama dengan cerpenis muda dari negara asia tenggara seperti Indonesia, Malaysia, Brunei, dan Singapura. Beliau juga peserta Pertemuan Sastrawan Nusantara di Semporna, Sabah Malaysia (2018) dan peserta Festival Literasi Indonesia di Deli Serdang, Sumatera Utara (2018). 

Saat ini diamanahi Ketua Umum Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia (HISKI) Kalimantan Utara, Ketua Umum Forum Taman Bacaan Masyarakat (Forum TBM) Kalimantan Utara, Pembina UKM Seni Budaya UBT, Pembina komunitas literasi Komunitas Jendela Nusantara (KJN), dan Pembina Baloy Aksara Kalimantan Utara (Bakau).  Beliau juga menginisiasi pembentukan grup literasi dalam jaringan Sahabat Puisi Indonesia yang telah melahirkan banyak penulis dan buku-buku yang mereka tulis sendiri maupun bersama. 

Selain itu juga beliau mendirikan situs sastra dan literasi www.ambau.id yang telah menjadi corong publikasi karya sastra dan olah literasi para penulis muda dan para guru di Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, serta kota-kota kecil yang selama ini belum dikenal masyarakat luas sebagai pusat lahirnya karya sastra. Beberapa buku yang telah diterbitkan oleh inisiatif beliau antara lain Kitab Puisi Indonesia, sebuah kitab puisi setebal 1800 halaman (2018) yang merangkum puisi dari berbagai daerah di Indonesia. Kitab Puisi Perempuan Indonesia (2018) yang memuat ratusan penyair dengan karya-karya puisi mereka. Selain itu, beliau juga menjadi salah satu penulis kontributor buku puisi esai Jiwa-jiwa Yang Resah (2017), buku Hikayat Bangkawan, Dongeng Para Raja dan Kesaksian di Atas Kayan (2019), penulis kontributor dalam buku Mengenal Puisi Esai (2018), dan mendampingi para penulis remaja Kalimantan melahirkan buku “Monolog Kesunyian di Perbatasan”. Beliau juga bersemangat mengumpulkan puisi-puisi para penulis muda dari pedalaman dan perbatasan Kalimantan Utara yang dipublikasinnya dalam buku puisi Sketsa Cinta di Perbatasan (2017).

Kepada ambau.id, Pak Thob, demikian biasa dipanggil menyatakan bahwa  menulis dan membaca merupakan bagian dari menyusuri jalan sunyi. "Banyak godaannya. Tapi harus ada orang yang menekuni jalan ini agar terus lahir karya-karya kreatif yang dapat mendokumentasikan persoalan-persoalan dalam kehidupan manusia," ujarnya.




Comments