PREPARE TO SCHOOL



LITERASI KELUARGA
---------------------------------
Oleh Urotul Aliyah, M. Pd - Dosen Universitas Borneo Tarakan dan Founder rumah literasi BALOY AKSARA KALIMANTAN UTARA

PREPARE TO SCHOOL

Apa saja persiapan masuk sekolah?  Khususnya bagi keluarga yang untuk pertama kalinya menyekolahkan anak ke SD?  Dan juga umumnya para wali murid yang hendak memasukkan anak ek SD meski sudah berulangkali mamun ternyata masih bingung.

Berbicara mengenai persiapan ke sekolah baru tentu membuat deg-degan bagi calon peserta didik atau peserta didik baru, tak terkecuali para orang tua. Sebelum kita bersiap untuk bersiap ke sekolah baru, kita harus memahami dulu bagaimana regulasi tentang usia memasuki sekolah dasar.

Berdasarkan Permendikbud nomor 14 tahun 2018 dikatakan bahwa usia peserta didik di taman kanak-kanak adalah 4-5 tahun untuk kelas A,  untuk peserta didik di kelas B usia 5-6 tahun,  untuk peserta didik di SD usia paling rendah adalah 6 tahun di bulan Juli.  Nah, berkaitan dengan kesiapan orang tua untuk memilihkan sekolah pada anak selepas kelas B,  orang tua juga harus bersiap sejak awal.   Pada beberapa kasus tahun 2018, siswa yang mendaftar secara online minimal usia 6.6 tahun ke atas,  artinya bahwa di usia 6 tahun pas,  orang tua harus punya beberapa plan atau rencana tentang pilihan sekolah.

Ada beberapa hal yang harus dipahami berkaitan dengan memilih sekolah pada anak. Misalkan saja ajak anak untuk memilih sekolah, ajak anak untuk berkunjung ke calon sekolah baru,  diskusikan tentang program dan berbagai informasi yang ada di sekolah tersebut. Sekolah tentu punya visi misi terhadap hasil out put atau luarannya sehingga menarik bagi calon peserta didik.  Yang juga harus dipahami tentang kondisi lingkungan sekolahan,  nyaman dan aman. Misal salah satu contoh terkait dengan keberadaan toilet,  terdengar sepele,  tetapi karena peserta didik di SD masih dalam tahap tumbuh dan berkembang jadi minum yang cukup menjadi hal yang harus di lakukan.  Tetapi yang terjadi,  siswa enggan minum karena malas ke toilet antrinya lama sehingga dia menahannya sampai pulang. Ini bisa jadi menjadi hal yang berbahaya terkait dengan penyakit yang bisa saja muncul misal infeksi kandung kemih.

Terkait dengan keamanan ketika dijemput terlambat, misalnya. Orang tua juga harus yakin bahwa menunggu di sekolah itu aman. Terkait dengan kebisingan lalu lintas, proses belajarnya nyaman ataukah tidak. Terkait dengan program program yang dilakukan sekolah apakah bisa mewadahi anak kita atau tidak terkait dengan para guru atau pengajarnya apakah kita selaku orang tua bisa mengajaknya berkomunikasi terkait dengan perkembangan putra putri kita di sekolahan.  Ketika kita dan anak sudah memilih sekolah  tertentu,  kita harus yakin dengan program sekolah dan beragam aktivitas yang ada di dalamnya, yakin pada gurunya, dan sebagainya. Anak juga harus dipahamkan mengenai aturan aturan di sekolah barunya. Sebagai gambaran siswa di SD masuk pukul 07.00 maka pembiasaan juga harus sedini mungkin,  tidak bisa disamakan ketika anak kita berada di taman kanak-kanak.
Pertanyaan yang muncul adalah: Bagaimana ketika kita terlanjur memilihkan sekolah pada anak  kita dan kita tidak tahu prestasi di sekolah tersebut apa saja? Ini sering terjadi.
Oke,  semisal posisinya adalah sudah memilih sekolah,   berarti kita harus tahu informasi berkaitan dengan sekolah itu. Usahakan bersama anak untuk berkunjung,  paling tidak kita bisa observasi misalnya kegiatannya apa saja, prestasinya apa saja, pialanya, lingkungan sekolah, model kawan-kawan dan para seniornya,  keramaian lalu lintas sekitar sekolah dan sebagainya.

*) materi ini disarikan dari ceramah parenting dan literasi keluarga bagi para wali murid TK ABA I Aisyah, Kota Tarakan,  Kalimantan Utara

Comments