PEMBATASAN MEDSOS DAN VPN



Oleh Teguh Arifiyadi - peminat cyberlaw

Pembatasan Medsos dan VPN
.
.
Kata warga kampung kali fornia sana, "there no ain’t such thing as a free lunch". Tidak ada makan siang gratis! Begitu juga jika kita menggunakan VPN gratis-tis.
.
Memberikan layanan VPN gratis itu tidak murah ya akh wa ukh. Penyelenggaranya harus menyiapkan investasi yang tidak kecil untuk menyiapkan tetek bengeknya, dari menyiapkan server-server dengan kapasitas besar, bandwitdh, teknisi maintenance, listrik, dan beban operasional lainnya. Sementara mereka nih terlahir bukan sebagai tokoh fiksi macam Robin Hood apalagi Santa Clause. Mereka tetap bisnismen.
.
Apa yang mungkin mereka incar dari kita pengguna VPN kelas gratisan? Yes. Utamanya adalah DATA! Harta Qorun digital. Mereka bisa kapan saja menambang data kita, karena komunikasi kita selalu dilewatkan server milik mereka. Artinya, kapanpun komunikasi dan aktifitas kita bisa diintip, dimata-matai, diisengi, bahkan mereka dengan mudah bisa mengambil gratis data kita.
.
Untuk apa sih? Untuk apa saja yang bisa memberi keuntungan dan mengembalikan investasi! Paling simpel dan polosnya ya untuk dijual guna keperluan profiling iklan. Data pribadi kita dengan enteng mereka tambang, dan jual kembali ke pengiklan. Perkara iklannya disisipi malicious software alias software berbahaya, itu urusan lain. Risiko ditanggung 'penumpang' VPN gratis.
.
Masih banyak mudharat lainnya soal VPN gratis ya lur. Waspada lebih baik.
.
Soal pembatasan akses sosmed oleh pemerintah, jangan khawatir berlebihan, ini hanya sementara kok.
.
Jika bakul online dagangannya jadi sepi, tetaplah bersabar. Sepinya rizki dagangan kita tak akan sebanding dengan risiko nyawa  saudara-saudara kita yang beberapa atau banyak diantaranya tidak bisa lagi membedakan mana informasi benar atau salah, sehingga medsos dengan berat hati harus sedikit dibatasi negoro.
.
Yakini saja, pembatasan ini untuk kepentingan yang lebih besar. Ikhlasnya para bakul online insyaallah dibalas dengan rizki berlimpah di kemudian hari. Aamiin (3001 kali). :)
.
Pemerintah, meskipun main blokar-blokir, sebenarnya sedang berupaya untuk tidak menunjukkan sifat otoriter di internet. Buktinya, kita masih bisa baca tulisan ini atau postang-posting rezam-rezim mengecam pemerintah. Padahal jika beneran ororiter, dengan 'satu tombol' saja, pemerintah bisa dengan mudah mematikan permanen seluruh medsos dan platform messaging, termasuk mematikan akses ke penyelenggara VPN.
.
Jadi saudaraku, inti khutbah subuh kita kali ini adalah jangan senang, bangga, atau merasa paling hitech dengan menggunakan VPN gratisan. Jangan sampai kita menyesal di kemudian hari!
.
.
-Subuh Ramadhan-


Teguh Arifiyadi, peminat cyberlaw

Comments