KRITIK TERHADAP CERPEN USTADZ MISTERIUS KARYA MUHAMMAD THOBRONI



Oleh Wening Tiyas - Tarakan, Kalimantan Utara, pegiat literasi Baloy Aksara Kalimantan Utara

Kritik terhadap cerpen "Ustad Misterius" karya Muhammad Thobroni


Muhammad Thobroni merupakan salah satu dosen di Universitas Borneo Tarakan. Beliau mengajar sebagai dosen di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Tak hanya sebagai dosen, beliau juga aktif sebagai penggerak literasi di kaltara dan mendirikan Taman Baca Masyarakat Kalimantan Utara. Beliau aktif menulis puisi dan cerpen. Beliau menerbitkan buku cerpen yang berjudul "Ustad Misterius" yang terbit pada tahun 2018. Buku ini diterbitkan oleh CV Agung Mulia. Buku ini memiliki tebal 112 halaman.
Tema yang terdapat dalam cerpen "Ustad Misterius Penebar Cinta" ini sangat berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Kehidupan dewasa awal yang sangat kental dengan aroma romantisme. Kehadiran nuansa romantis pada cerpen ini menghadirkan kesegaran pada pembaca yang sebelumnya disajikan tentang persoalan pendidikan di tengah masyarakat. Pada babak ini romantisme yang hadir tidak melulu membuat pembaca hanyut dalam percintaan, sebaliknya pembaca dibuat kalut dengan romantisme yang tarik ulur.
Dalam cerita tersebut terdapat tokoh Imam sebagai dosen di Perguruan Tinggi yang juga dikenal sebagai ustad yang penuh tanda tanya, yang mampu membuat hati Minah sebagai tokoh wanita menjadi dilema. Awalnya Imam mantap untuk memperistri Minah, namun dalam suatu percakapan melalui telepon ad kalimat yang membuat minah kalut dan merasa bahwa Imam merupakan sosok ustad yang misterius.
Alur yang terdapat dalam cerpen "Ustad Misterius Penebar Cinta" ini memiliki alur maju mundur. Hal ini dapat dilihat dari jalan cerita yang menceritakan masa kini yang berkisah tentang kebosanan dan kekalutan Minah akan sosok Imam yang misterius, lalu alurnya mundur kembali saat menceritakan awal pertemuan Imam dengan Minah melalui kakak Imam yang merupakan senior dari Minah saat berkuliah dulu. Setelah itu cerita itu kembali ke masa kini.
Sudut pandang yang terdapat pada cerita "Ustad Misterius Penebar Cinta" ini menggunakan sudut pandang orang ketiga. Sudut pandang ini ditulis dari sisi penulis sebagai narator. Selain itu juga pada cerita, penulis menyebutkan nama tokoh secara langsung.
Moralitas yang terdapat pada cerpen "Ustad Misterius Penebar Cinta" terdapat pada bagian saat kegelisahan yang dirasakan oleh Imam berusaha ia meredam kegelisahan itu dengan shalat istikharah. Pada bagian tersebut dapat pesan moral yang dapat diambil yaitu setiap perkara yang membuat hati manusia gelisah dan kalut dapat diredam dengan shalat atau ibadah agar diberi petunjuk oleh Pemberi hidup.

#kaltaramembaca#kaltaramenulis#kaltarabersastra

Comments