HAREM YANG KOKOH OLEH AIR MATAKU: PUISI MARA ULIYAH, BANTUL




PUISI MARA ULIYAH, BANTUL
Harem yang Kokoh oleh Air mataku


Guru, tidakkah kau lihat
air mataku telah membangun harem ini dengan begitu sempurna?
beton-beton kokoh Ini adalah air mataku yang mengeras,
kataku lirih dari balik tabir ruang dan waktu

sungai yang mengalir itu pun
air mataku yang kualirkan ribuan waktu
ia selalu mandi dengan suka cita di sana, Guru
tak pernah ia peduli
ketika darahlah yang mengalir dari sudut mata tua ini
ia memeramku lebih dari sekedar menyembunyikanku dalam harem ini
aku menggigil dalam suaranya yang tinggi
hanya sekedar menanyakan teh panas yang kupindah ke  tempat lain
aku gemetar dalam kata-katanya  yang tak manis

Guru,  apakah aku berhak masuk surga? atau harus ke neraka?
sebab tak pernah ikhlas aku menerima lukisan yang berjalan dalam harem ini
Guru, mengapa membisu?
akankah Tuhan tak terluka ketika hatiku  berdarah-darah?

Comments