EKO SULISTIANTO, SASTRAWAN PALEMBANG YANG PENDIDIK


Sumatera Selatan, khususnya Palembang, memiliki jejak sejarah besar dan panjang. Termasuk dalam tradisi sastra. Palembang memiliki banyak sastrawan. Salah satunya sastrawan Eko Sulistianto. Sastrawan lelaki ini beragama Islam dan lahir di Yogyakarta, 1 Februari 1966. 
Eko Sulistianto pernah mengikuti pendidikan formal di: [1] SD Negeri 48 Palembang (1972--1977), [2] SMP Widyawyata Yogyakarta (1977--1980/1981), [3] SPG Negeri Palembang Jurusan Guru Sekolah Dasar, Spesialisasi Bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Sosial (1981/1982--1983/1984), [4] Universitas Sriwijaya Palembang; Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan  (1986--1990), dan [5] Universitas Bina Darma Palembang; Program Pascasarjana, Program Studi Magister Manajemen, Konsentrasi Manajemen Pendidikan (2008--2009).
Eko Sulistianto pernah menjadi pendidik dan/atau tenaga kependidikan, antara lain sebagai:            [1] Guru-kelas dan Pembina Pramuka di SD Xaverius II Palembang (1984--1985), [2] Guru Bahasa dan Sastra Indonesia, Pembina OSIS, dan Pembina Majalah Sekolah di SMA Arinda Palembang (1991--1992),  [3] Guru Bahasa Indonesia di SMP Bina Bangsa Palembang (1991--1992), [4] Dosen Kesusastraan di STKIP PGRI Palembang (1992--1993), [5] Guru Bahasa Indonesia, Guru Kesenian, Guru PMP, dan Kepala Perpustakaan di SMP Sriguna Palembang (1992--1998),  [6] Guru Bahasa dan Sastra Indonesia, Guru  PSPB; Pembina Kesastraan, Pembina Majalah Dinding, Pembina OSIS, Kepala Perpustakaan, Wakil Kepala Sekolah Urusan Kesiswaan, Wakil Kepala Sekolah Urusan Humas, Wakil Kepala Sekolah Urusan Kurikulum, Wakil Kepala Sekolah Urusan Sarana Prasarana, dan Pjs. Kepala Sekolah di SMA Sriguna Palembang (1992--2008), [7] Guru Bahasa Indonesia, Guru Baca Tulis Al-Quran, Pembina Kegiatan Kebahasaan dan Kesastraan, Kepala Perpustakaan, dan Wakil Kepala Sekolah Urusan Kurikulum di SMP Negeri 5 Pampangan, OKI (1999--2003), [8] Guru Bahasa Indonesia, dan Guru BK di SMP Negeri 1 Jejawi, OKI (2004--2005), [9] Guru Bahasa dan Sastra Indonesia, Guru Kesenian, Guru BK, Pembina Kesastraan, Pembina Atlet Sepak Takraw, Pembina dan Pembina Perpustakaan di SMP-SMA Olahraga Negeri Sriwijaya Sumatera Selatan (2005--2008), [10] Dosen Menulis di UT UPBJJ Palembang Pokjar Bayung Lencir, Muba (2007), [11] Pegawai Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan, sebagai: Staf Seksi PTK-PT pada Subdin Dikmenti  (1 Februari 2008--15 September 2008), Staf Sekretaris dan Staf Kepala Dinas (1 September 2008--11 Mei 2009), dan Staf Seksi PMPTK pada Bidang PMPTK (16 September 2008--11 Mei 2009), [12] Guru Bahasa Indonesia (sejak 12 Mei 2009), Pembina OSIS (10 Januari 2010--Juli 2011), Pembina Kegiatan Kebahasaan dan Kesastraan, Kepala Perpustakaan (sejak 2011), dan Pembina Atlet Pencak Silat (2011--2014) di SMP-SMA Olahraga Negeri Sriwijaya Sumatera Selatan dan [13] Guru Bahasa Indonesia (sejak 25 Juli 2009) dan Pembina Kegiatan Kebahasaan dan Kesastraan (sejak 2010)  di SMK Bina Jaya Palembang.

Sebagai sastrawan, jejak kepengarangan dan kiprahnya dapat ditemukan di banyak tempat dan kegiatan. Misalnya dia pernah beraktivitas kebahasaan dan kesastraan antara lain sebagai: [1] Pelatih pidato, baca puisi, dan baca saritilawah bagi siswa SD, SMP, SMA di Palembang (sejak 1996),                [2] Pembaca puisi, pemandu acara, dan praktisi pidato-sambutan, (sejak 1992), dan[3] Penulis puisi, penulis cerpen, penulis novel, dan penulis buku (sejak 1983), dan  [4] Juri baca-tulis puisi, juri baca-tulis cerpen, dan juri pidato (sejak 1993), [5] Penggiat Sanggar “Ahad” (sejak 2000), [6] Penggiat Kelompok “Tanah (Takwa dan Amanah)” Palembang (Kelompok Olahpuisi: Baca/Musikalisasi/Dramatisasi/ Teaterisasi Puisi) sejak 2009.
Eko Sulistianto juga pernah mengikuti kompetisi seni tulis; antara lain pernah tercatat sebagai: [1] Juara III Menulis Cerita Pendek Mahasiswa Provinsi Sumatera Selatan (1990),  [2] Juara II Lomba Karya Tulis Bidang Kependudukan dan Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Selatan  (1994),  [3] Juara III Sayembara Buku Bacaan Nonfiksi Sekolah Lanjutan Tingkat Atas Provinsi Sumatera Selatan (1995), [4] Juara Harapan I Lomba Karya Tulis Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Selatan (1999), dan [5] Juara I Menulis Puisi Guru dan Pegawai Dinas Pendidikan Nasional Provinsi Sumatera Selatan (2005).
Selain itu,  dia pernah mengikuti kompetisi seni baca/seni orasi; antara lain pernah tercatat sebagai: [1]  Juara I Pidato Pelajar-Mahasiswa Palembang (1982), [2] Juara II Membaca Cerpen Mahasiswa Sumsel (1990), [3] Peringkat I Audisi Baca-Tulis Puisi Tingkat Umum Palembang (2005), [4] Juara I Lomba Membaca Puisi Tingkat Guru (Balai Bahasa Palembang, 2005), [5] Juara I Lomba Membaca Puisi Guru dan Pegawai Dinas Pendidikan Nasional Provinsi Sumatera Selatan (2005), [6] Juara III Kategori Guru Pena Sumsel Gemilang 2012 Cerpen Pilihan Pembaca Sumatera Ekspres (2012).
Beberapa karya lain yang pernah ditulis yakni dia pernah menulis kumpulan puisi; antara lain: Salvo (2001), Trip (2001), Halte (2001), Balon Hitam (2005), Siul (2005), Goa di Sela Semak (2005), Hitam untuk Gaun (2006), Gorong-gorong (2007), Subuh Itu Jauh (2012), Sujud Kelana (2012), Kitab Debu Mawar Ibu Sujud (Komunitas Aura Suci Mageti, Palembang, 2013), Kernyit  (Komunitas Aura Suci Mageti, Palembang, 2015), dan Dung Kedung (2019).
Eko Sulistianto pernah menulis kumpulan cerita pendek; antara lain: Adalah Malam (2002), Sebuah Sulang (2002), Gurat (2002), Masih Kusebut Namamu (2005), Muai (2012), Kelos (2012), dan Mabul Kabung (2015).
Tulisannya juga pernah dimuat dalam kumpulan cerita rakyat Asal Mula Pempek, Sungai Musi, Makam Bagus Kuning, Rumah Limas (Balai Bahasa Sumatera Selatan, Palembang, 2017)
Eko Sulistianto pernah menulis novel; antara lain: Pengantin Puisi Merah (1989), Titik Koma (1990), Maka (1991), Dam (1994), Adalah Merupakan (2003), Masjid Merah Jambu (2007), Hari-hari Berpaku di Rumah Limas (2007), dan Bahwa (2010)
Eko Sulistianto pernah menulis teks drama; antara lain: Honocoroko (1988), Lolong (1995), Sebuah Cerita dari Mimpi-mimpi (2005),  I Love You (2006), Cerita Raden Kelat (2006),  Gelung Sakti Pagaralam (2006), Kekasih-kekasih Mati (2007), Dongeng Balas Dendam (2007), Balada Mamang-Bibik (2011), Hoi (2011), Ada Pantun Malam-malam (2011), Pulang (2014),  dan Danau OPI Danau Siapa? (2015)
Eko Sulistianto pernah menulis cerpen-cerpen lepas yang antara lain dimuat dalam: [1] koran-koran di Sumatera Selatan, [2] kumpulan cerpen “Aku Lelah menjadi Cantik” (Komunitas Riak Musi, Palembang, 2007), [3] kumpulan cerpen Batu Ibu (Citra Bumi Sriwijaya, Palembang, 2012).
Beberapa puisinya pernah dimuat dalam karya  puisi-puisi lepas yang antara lain dimuat dalam: [1] koran-koran di Sumatera Selatan, [2] Buletin “Tabularasa” Disdik Provinsi Sumatera Selatan, [3] Antologi Medan Puisi, Sampena the 1st International Poetry Gathering (Laboratorium Sastra Medan, 2007), [4] Antologi Puisi Penyair Sumatera Selatan Mengenang Chairil Anwar Dari Kumpulan Terbuang (Aura Suci, Palembang, 2011), [5]  Antologi Puisi Luka Kemanusiaan untuk Rohingya (Darah dan Air Mata) (Yayasan Pustaka Indonesia, Palembang, 2017), [6]  Antologi Puisi Akulah Damai (Jakarta, 2017), [7]  Kumpulan Puisi Esai Seri Puisi Esai Indonesia Provinsi Sumatera Selatan Suara-suara yang Terbungkam  (Cerah Budaya Indonesia, Jakarta, 2018)
Eko Sulistianto pernah menulis buku; antara lain: [1] (Bersama Drs. Tarmizi Mairu): Petunjuk Penulisan Karya Tulis Ilmiah: Sebuah Pengantar untuk Siswa SLTP dan SLTA [1994], [2] (Bersama Drs. H. Tarmizi Mairu, M. M.): Memandu Acara: sebagai Kecakapan Hidup (Life Skills) [2005],                       /3/ (Bersama Drs. H. Tarmizi Mairu, M. M.): Berpidato: sebagai Kecakapan Hidup (Life Skills) [2006], [4] Pantun-pantun Pemanduan Acara: Bahan Implementasi Pantun dalam Pembelajaran Memandu Acara (Writing Revolution, Yogyakarta, 2014), [5] Belajar Menulis Puisi: Pembelajaran Menulis Teks Puisi dengan Model Teks Puisi (Writing Revolution, Yogyakarta: 2015), [6] Belajar Menulis Cerpen: Bahan Pengayaan Pembelajaran Menulis Teks Cerita Pendek  (Exellent Publishing, Banyuasin, Sumsel, 2016), dan [7]Tips-tips bagi Pemandu Acara (2019)
Luar biasa, dia pernah menjadi nominee penerima Anugerah Seni Batanghari Sembilan Provinsi Sumatera Selatan (Cabang Seni Sastra) Tahun 2010 dan 2011 Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, serta nominee penerima Anugerah Tokoh Kebahasaan dan Kesastraan Provinsi Sumatera Selatan (Tokoh Pendidik dan Kependidikan) Tahun 2018 Balai Bahasa Sumatera Selatan. (ambau/zum)



Comments

  1. Assalamu'alaikum...saya Taufik firdaus dari Palembang, status saya sebagai mahasiswa UIN Raden fata Palembang, kami menginginkan kepada bapak Eko menjadi narasumber tentang kesusastraan, apakah pak Eko Sulistianto berkenan menjadi pemateri di acara kami? Kami sangat membutuhkan jawaban dari pak eko

    ReplyDelete

Post a Comment