KOPI: PUISI ANTO NARASOMA, PALEMBANG





(* Isbedy Stiawan)

akulah kopi. hitam, merangkak  ke ruang kerongkongan pagi. asap harum pun menguapkan selera

akulah kopi. dalam secangkir hasrat. di batas cairan yang membangkitkan suasana, engkaulah sahabat itu

tatkala pagi datang, malam pun hadir. akulah  mencium seleramu dari  pikiran yang luas; membentang

dari balik hitam yang mengambang pada airmu itulah,  ribuan kata menjadi gula dalam sekeping sajak

ketika kau kecup bibir gelas itu, aku kian cemburu. apalagi kau seruput tubuhku, kau nikmati hingga matamu terbeliak tajam

akulah kopi, tergolek manis di atas lidahmu. lalu mencair; mengejar seleramu untuk bersetubuh sebagai cairan darah

akulah kopi, dari unsur selera. sembari memetik kecapi, kopilah melagukan kabangkitan hidupmu di atas meja ini.

Tirta Bening, Oktober 2018

Comments