SURAT KEPADA SEORANG KAWAN: PUISI YUFITA, PONTIANAK



Maaf, kuharus melepasmu!

Sebab bahasamu terlalu asing di telinga
dan rusak mataku memandangnya.
Apa hanya kisah selangkangan saja
yang ada di kepala
dan hanya kotoran sajakah, satu-satunya
kata yang bisa kau teriakkan?

Di duniamu mungkin segalanya
persis begitu.

Perempuan-perempuan dicap sinting
karena tak sambut segala mau.
Lalu tak cukup begitu,
ibu mereka kau lacur-lacurkan pula
karena rajukmu tak terpuaskan dahaga.

Maaf, kuharus melepasmu!
Sebab dunia kita sungguh tak sama.

Di duniaku embun berloncatan jenaka
hingga bermetamorfosa jadi kupu-kupu. Rerimbun pakis bermantra pesta pora
lalu menjulang mereka membentuk dinding istana paling megah merobek angkasa.

Di petang bersepuh tembaga
kami rerebutan mandi di tepian Kapuas
dan membiarkan selendang tergeletak
di kaki pelangi biar tercuri dan berubah menjadi bidadari.

Ah, mana bisa kau begitu!
Kerjamu sumpahrutuki perempuan melulu.
Seakan tak habis-habis kekata yang kau bawa dari neraka hatimu dan terkutuklah semua ibu dari segala perempuan yang kau bencimusuhi.

Maaf, kali ini kuharus rela melepasmu!

Kubu Raya, 06 September 2018.

Comments