RINDU: KLINIK AKSARA





KLINIK AKSARA

RINDU

Dalam perbincangan sehari-hari, kerap terdengar ucapan "rindu". Khususnya di kalangan anak muda, istilah "rindu" sering sekali digunakan. Misalnya dengan ujaran "aku rindu kamu". Di kalangan orang dewasa pun lema dan kosakata "rindu" banyak dituturkan.  Khususnya orang tua perantau atau orang tua dengan anak perantau. Terlebih dalam syair lagu atau puisi, istilah "rindu" sangat mudah ditemukan. 
Tapi,  apa sebenarnya itu "rindu"?
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) versi web, yang dipublikasikan Badan Bahasa, mengartikan "rindu"  sebagai "sangat ingin dan berharap benar terhadap sesuatu", "memiliki keinginan yang kuat untuk bertemu". Pengertian pertama "sangat ingin dan berharap benar terhadap sesuatu" dapat ditemukan pada tuturan "aku rindu kemerdekaan", "dia rindu belaianmu", "kamu rindu traktiranku", "orang tuanya rindu dipeluk", "kekasihku rindu kopi buatanku", dan sebagainya.  Sementara pengertian kedua "memiliki keinginan yang kuat untuk bertemu" dapat ditemukan pada penggunaan tuturan "aku rindu ibu", "aku rindu kamu", "kamu rindu dia", "masyarakat rindu bertemu wakilnya", "dan sebagainya. "Rindu" pada kedua penggunaan arti tersebut menyiratkan tenaga yang sama pada kata yakni keinginan yang sungguh-sungguh, sangat kuat, tak tertahankan, menggelegak, menjurus resah dan gelisah, untuk segera bertemu atau segera mewujudkan harapan yang telah lama tiada. 
Harapan yang muncul di atas keresahan dapat memicu lahirnya situasi merindu pada seseorang, situasi mana seseorang menjadi rindu, menanggung rindu tak tertahankan, dan sangat mungkin dapat berubah situasi menjadi semacam dendam, serupa kesumat: rindu harus dibayar lunas, harus ditunaikan. Sebab bila tidak, merindu dapat memicu akibat iringan semacam linglung, rupa kacau, pandangan kosong, dan tidak sambung diajak berbincang. 
Orang-orang yang merindu tak boleh disalahkan, sebab rindu bukanlah sebuah kesalahan. Para perindu hanya merindukan harapannya terhadap sesuatu dapat diwujudkan, atau keresahannya untuk bertemu rinduannya sungguh tak terbendung lagi. Sebagai mana pada buluh perindu yang melahirkan nada-nada pada suling atau seruling, rindu pada jiwa resah atau mules juga dapat memancing kerinduan yang menghunjam kepada sesuatu yang diharapkan atau sosok yang lama tak disua pesonanya. 
Sudahkah hari ini Anda rindu? 

Muhammad Thobroni,  dosen Universitas Borneo Tarakan dan penulis

Comments