ISAK YANG BUNGKAM, DONGGALA: PUISI ANDARA MANDALA SYLA, BALIKPAPAN




Isak yang Bungkam, Donggala

Wajah negeriku muram, pucat dan hampa. Darah mereka habis tertelan badai yang datang menggauli senja. Bertemankan gulita malam, seperti zarah yang tiada arti, mereka bergelimpangan, terhuyung hempasan gelombang, terperosok kian kemari.

Wahai, Donggala...
Jerit dan tangismu mengisyaratkan sakit yang teramat dalam, langkah-langkah yang berlarian terpaksa terhenti menimba kematian. Andai gempa robohkan gedung bertingkat, jangan robohkan juga asa yang terberai di antara bebatuan, pohon tempat mereka berhenti berlari.

Kami melihat mu dari jauh, tangis yang kami punya bersama doa yang dipanjatkan atas apa yang terjadi, semoga ini bertanda Sang pencipta memberikan rahmatnya bukan kebencian pada makhluknya.

Ya Robbi...
Tangan kami meminta belas kasih sayangMu, tabahkan saudara kami yang Engkau uji jika ini sebagai ujian, jika ini bertanda kasih sayang, luangkanlah surga terindah untuk mereka yang pergi meninggalkan dunia fana ini.

Palu berduka, negeri menangis untuk mu dan untuknya.
Untuk masyarakat yang tertimpa malapetaka.

+++Tala

Comments