JANJI TUAN MENINGGALKAN LUKA: PUISI SUYATRI YATRI, RIAU



Kukremasi diri dari bayang lampau menyulut silau berkubang dalam payau
Di bawah terik mentari kusilau angan di barisan bayu mendesau. Ada risau yang terselip di hati melihat tingkah laku kacau balau

Rusuh jiwa memapah makna yang lusuh tak lagi utuh. Sementara kuncup mekar di selusuh rindu, harapan pun luluh bermandikan peluh.
Kemana kucari suluh yang lama padam tenggelam di amuk debat yang semakin keruh?

Oh ... Tuan yang mendongak ke langit congkak, dengan berkacak tuan lampiaskan kata tak bijak. Pongah melampaui batas bumi berpijak, hingga meninggalkan jejak luka yang menghentak.

Tuan telah menganggap diri sebagai Tuhan, menepuk dada atas tangisan orang kecil tersungkur penderitaan
 Manis bibir atas perjanjian
Hanya berpoles kepalsuan
Perut takkan kenyang dengan memakan rayuan
Jangan Tuan redam demokrasi yang sering sungsang dibias pencitraan

"Rintihan menggelepar di balik getar yang tersesat di negeri gusar
Antara samar melampisi pudar takkan jelas dalam tatapan nanar"

Rokan Hulu, 12 September 2018
Pekik Camar Aksara Jingga
Hak cipta © 2018 Suyatri Yatri
Semua Hak Terpelihara

Comments