DONGGALA: PUISI VIOLA MARSHA, RIAU





Detak itu menjalankan waktu terus beranjak, tangan-tangan mungil memapah jemarinya bersujud, mohon ampunan
Duka yang pecah, getarkan bumi Donggala dalam hantaman deburan gelombang ganas lautan
Tangis dan teriakan tak terelakan, menghiasi lebamnya pesakitan saudaraku...
Renyuh itu membunuh semua harapan

Tiada artinya, gedung yang menjulang, rubuh bagai kaca retak dan hancur berjatuhan
Taman yang penuh bunga, yang seharusnya pagi ini mekar, layu sebelum berkembang
Tumpukan tembok sudah menjadi rongsokan tak berguna

Tuhan!
Inikah panggilan sucimu
Gaung getaran seperti belaian kasih sayang yang Engkau antarkan padanya
Pada saudaraku di timur sana
Atau hanya secebis colekan agar kami memahami derita dunia; bumiMu
Yang selalu terlena
Yang terus memuja dosa

Tuhan!
Tangis ini milik kami; milikMu
Redakanlah, balut kami dalam ikatan kesucian hati
Ihklas dan kuatkan kami
Dalam pertarungan alam ini

Talukkuantan, 29 september 2018

Comments