MARNING JAGUNG: CORETAN DIAN GARINI LITUHAYU, SAMARINDA



Sebagai negara penghasil jagung nomor 8 dunia, Indonesia menghasilkan berbagai macam olahan makanan berbahan jagung. Salah satunya, ini, marning jagung. Bagi mereka yang menyukai sensasi krutuk-krutuk dan sesekali keras-keras-kriuk dengan rasa gurih dan renyah pada mulut dan gigi, marning jagung merupakan pilihan asik. Selain diolah menjadi maizena, bahan biogas dan pakan ternak, jagung diolah menjadi minyak dan makanan ringan. Beragam jenisnya, marning jagung hanya salah satunya.

Marning jagung adalah biji jagung yang digoreng kering. Setelah dipipil dari bonggolnya, jagung direbus bersama kapur dan garam, kemudian dikeringkan, untuk kemudian digoreng kering. Varian rasa tidak sesederhana dulu. Sudah banyak yang membuat marning dengan varian bumbu balado, bumbu keju dan bumbu pedas lada hitam. Pilihanku masih tetap marning jagung rasa original, yang hanya bercita rasa asin dengan aroma bawang putih. Kalau disuruh membuat sendiri, aku bakal angkat tangan, karena jika salah mengolah, marning jagung bukan hanya pahit, tapi juga keras seperti batu dan sangat tidak enak digigit.

Mendapat kiriman marning jagung gurih dari Bu Niken Wahyuni, aku punya kesempatan memperkenalkan makanan ini kepada anak-anak gadis di rumah. Berpenampilan biasa, kuning terang dengan tekstur kering berbulir, marning jagung ini tetap lezat, seperti saat aku dulu mengenalnya di masa kecilku dulu. Aku pertama kali makan marning jagung dirumah Mbah Kakungku, Mbah Abdul Wahab. Renyah dan gurih. Sesekali Mbah juga punya varian marning jagung pedas yang lengket dengan perekat gula dan asam Jawa. Rasanya? Selalu enak. Selalunya ada setiap kali lebaran, berdampingan dengan biskuit Khong Guan, emping goreng, nastar jambu cengkih dan sirup squash ABC rasa jeruk. Tipikal lebaran zaman dulu, yang melekat dalam ingatan hingga sekarang.

Di tengah berlimpahnya berbagai macam jenis kudapan ringan yang baru, dengan berbagai warna dan model; agak merosot keterkenalan marning jagung, apalagi di kalangan anak muda, jika disuruh memilih Cheet** corn stick dan marning jagung, meskipun berbahan dan mempunyai hawa rasa yang sama, pilihan mereka pasti pada Cheet**. Terlebih tidak ada sensasi geletukan gigi yang bertempur dengan jagung kering. Bagi mereka dengan gigi yang ngilu saat bertemu dengan marning jagung pun, pasti ada rasa tak nyaman. Aku pernah menyaksikan Mbah dulu makan marning jagung sambil dihisap-hisap dan diemut sampai agak lembut, baru kemudian dikunyah. Menemani kopi hitam yang diseruput. Terlihat enak sekali.

Sekilo marning jagung sudah menemaniku seharian, kudampingkan dengan kopi panas. Mengantarkan hariku dari pagi sampai sore dalam masa rehatku setelah perjalanan panjang dan jadwal belajar di ajang gurpres yang padat bergizi tinggi sepekan lalu. Berharap kandungan gizi marning jagung dapat menemaniku untuk fit dan sehat. Mbah Wikipedia menampilkan sebuah data perbandingan akan jumlah nilai kalori jagung yang lebih rendah dari beras. Pilihan jagung dikonsumsi dalam keadaan kering maupun basah tidak terlalu banyak selisihnya dalam nilai gizi. Meskipun lebih rendah daripada beras dalam nilai karbohidrat, tapi jagung mempunyai protein yang lebih tinggi daripada beras secara umum. Pilihan nasi jagung bahkan merupakan pilihan yang baik bagi yang ingin mengurangi kolesterol jahat dalam darah. Marning jagung secara umum, tanpa tambahan rasa manis dari gula, merupakan salah satu alternatif baik akan makanan bebas kolesterol. Nilai gizinya mirip dengan biji bunga matahari.

Aku, masih ditemani marning jagung, sambil menunggu  pakaian sekoper kering, di lembah bukit Talangsari.

DYAN GARINI LITUHAYU, penulis tinggal di Samarinda

Comments