BENINGNYA SEBENING CAHAYAMU: PUISI ANTO NARASOMA, PALEMBANG



birunya lautan hanya sebatas garis pandangan. birunya langit, berkutat pada   jutaan  rekayasa mataku

biru tak sebiru warna. yang Kau gores dalam jarak antara ada dan tiada

kuselam laut, hanya kejernihan yang mengurai beningnya  sebagai air.

kujelajah langit,  hanya deru angin sebagai napasMu yang biru dalam jarak

sedangkan tirai pandang pada mataku,  hanya sebatas cahaya untuk memahami artiMu. tak ada pintu ketika Kau hadirkan dari tiada menjadi ada

--- dari ayat-ayat yang biru, Kau sulam menjadi firman. hanya Kun menetapkan Fayakuun sebagai kebiruan tanah ini

pada laut dan pada langit, terlalu jauh mengukur birunya ujudMu.  karena dari kata yang Kau ucap,  hanya Kun yang mencairkan biru sebening cahayaMu.

17 Agustus 2018

Comments