RINDU BERPELUK DALAM SENYUM: PUISI TAUHED SUPRATMAN, MADURA




Rindu itu memanggilku pulang
ke rahim dongengmu
tak kupahami isyarat senyum
kecuali desah nafas membadai.

Pengembaraan tanpa akhir ini, mengajakku
bercengkrama tentang keterasingan.

Namun senyum itu mekar sudah.
Aku percik embun di ajal duri
mawar abadi.

Kuresapi semusim wangi mawar dalam diri
aku bukan apa-apa di taman cahaya
isyarat senyum itu menyadarkanku
di mabuk merahmu yang kesekian.
di sudut nurani kota menua
ketika hari-hari usai.

Rindu berpeluk dalam senyuman.


Ilustrasi kampunggaram/ yuk klik iklannya

Comments