TANDZIR...!: PUISI HUSEIN LABIB, SAMARINDA



Sampaikan pada gelegar petir, aku tak butuh tepuk tangan, ramai pemandu sorak membakar jumawa, dada terbusung tangan berkacak pinggang

Masihkah pongah seperti merapi, alam porandakan meletus jadi rapuh, batu pasir lelehan lahar, merah darah menghitam layu, disapu hujan dingin membisu

Teriaklah ambisi kesombongan, belum cukupkah kisah qarun terkubur bumi, fir'aun ditelan dada samudera, hanya tersisa sejarah kelam manusia pecundang, si raja miskin di akhirat

Telah turun ayat nasehat, menampar serakah meluka takabbur, dimalam suara menghujam batin, di mana suara seruling itu, yang menyayat nyayat hati

Wahai kau..., Lepaskan selendang itu, yang tak pantas dimiliki, karena kau hanya makhluk lemah, kadang lebih hina dari binatang...; bal hum adholl

Distriksebrang, 13/04/2018


Ilustrasi bentangjagad/ yuk klik iklannya

Comments