SENYUMAN TERAKHIR: PUISI MIRA MAWARNI, OMAN



Ia pernah singgah di sini, meski sejenak demi menyunting hati
sebelum kemudian bertualang mendaki ribuan jiwa
dan mencari sebilah hati di bawah puing-puing kerinduan.

Sementara aku terpuruk
menyulam kisah di tengah keresahan
hingga huruf demi huruf kehilangan makna.

Sedangkan hatimu terus berkelana
menjelajahi bukit kintamani
mengusung rindu dan luka
bersama  hati yang kabut.

Mengapa kau titipkan rindu pada angin?Yang hadir sekejap dengan resah lalu pergi tanpa permisi
dan tak kau tinggalkan jejak untuk kutelusuri jalan hidupmu.

Hanya kesunyian yang kau sampaikan
tanpa peta menuju rindu yang kian gersang
sedangkan hatiku telah mengering.

Lihatlah!
Cermin di depanku

Oman.

Comments