SAJAK PENGEMIS: PUISI APRI MEDIANINGSIH, LAMPUNG



Engkau berada persis di ujung palung lapar yang menggigit.
Suaramu memelas dengan rintihan yang merobek telinga.
Aroma tubuhmu yang dekil tak kuasa terendus oleh penciuman.
Matamu kosong disetiap penantian rezeki.
Geliat pikiranmu tak jauh meradang di tepian pengharapan.
Sesuap nasi dan sekepeng rupiahlah yang menjadi tembang misimu.
Setapak demi setapak,  dari pintu ke pintu,  dari tangan ke tangan, kau dendangkan lamunan akan pemberian.

Wahai pengemis,  pernahkah engkau berpikir,  jika harapanmu kau ubah menjadi gerakan karya yang mulia?
Dan bila tengadah tanganmu pula kau ganti dengan doa akan indahnya rezeki dari Tuhanmu,  bukan meminta belas kasih manusia...!!
Tak pernahkah kau menilik pada hamba yang tak sempurna?
Dengan kakinya yang tak utuh,
Dengan tangannya yang tak utuh, ,
Dan dengan wujud anggota tubuhnya yang tak layak dari normal,
Mereka mampu melahirkan buah budi dari usahanya,
Untuk mampu berkarya,  dan mendapat rezeki mulia dari Tuhan tapi bukan mengemis.
Lalu sajakmu yang nista itu berganti dengan energi yang membangun,
bukan dengan pribadi yang memalukan.


Ikustrasi rmol/ yuk klik iklannya

Comments