KEDUNG CINET 2: PUISI MUHAMMAD THOBRONI, TARAKAN



Kedung Cinet adalah wajah ibu kita, yang terus kita ganggu dan nakali kedung dan tebing hatinya
Hari makin siang, kita semakin sibuk berenang mengejar bayang-bayang dan hanya menemukan daun-daun jati berguguran
Akankah kita akan menjadikan wajah ibu kita sebagai Kedung Cinet menjelang senja: anak-anak pergi semua, pergi ke rumah masing-masing di belantara mana, lantas membiarkannya sebatang kara

Akankah kita membuktikan dengan mata kepala sendiri: terlalu lama kita tinggalkan Kedung Cinet dalam wajahnya yang muram gerhana

Akankah kita harus menunggu panggilan hingga kembali memeluknya?

Kedung Cinet adalah ibu dan kita adalah anak-anak yang telah lama melupakannya

2016

Comments