pagi buta ibu ke pasar hendak membeli beras
setelah semalam ia peras peluh dan keringatnya menyapu jalan raya
sawah ladang dalam cahaya bulan dipancang tiang tiang beton
dan selokan dialiri air matanya
di pasar orang orang begitu sunyi
semua lapak sepi
pedagang kehabisan kata menawarkan dagangannya
tak ada hasil dalam kampung yang dapat ditawarkan
semua dengan cap dan ditulis dengan cat merah impor
dengan harga dan yang pajak tinggi
ibu mendekati pedagang beras dengan cemas
dia tawar beras paling murah
beras yang tak jelas lagi bulirnya
bercampur kutu dan gabah tak bernas
di tangannya
selembar harapan lusuh dan yatim
mengulur pilu
"adakah beras yang dapat kutawar" bisiknya pelan
pedagang menyeret senyum yang kaku
membalas memberikan segenggam batu
ibu pulang menanak batu
di periuk tanah
dengan api yang redup dari ranting pohon halaman yang gugur
ibu berdiang melerai dingin lapar yang gagu
di pelanta dapur anak anak meringkuk tertidur menunggu
menganyam mimpi
makan besar pada pesta dan kenduri kampung
di seberang jalan
di lindap kota
di bawah lampu kristal dan dingin ac para tuan sendawa kekenyangan
di dapur yang tinggal bara
di periuk yang mulai dingin
rebusan batu ibu
pecah dan berpasir
meluka lidah
dalam mimpi yang tawar dan pudar.
#fhamama30418.
Ilustrasi kata bermain/ yuk klik iklannya
Comments
Post a Comment