TELINGA PUISI: PUISI HARFAN MIN KITABILLAH, RIAU






_puisi; telinga di kedalaman perigi. mendengarkan nyala mesin cuci. membasuh kelelahan hari-hari yang terselip di bekas lubang jahitan. membasahi tubuh-tubuh jarum jam menyusuri lekuk angka tak hingga yang mengulum pangkal dan ujung takdir siapa._


_puisi; telinga di pucuk ilalang. merekam mengulang ingatan. di antara desak sesak keresahan. kesendirian. tangan-tangan melepas genggaman tajam kesunyian. kelak mikropon bersendawa menguarkan aroma akar: ayah, yang kau benam di saku bulan._



_Padang Kundur, 15 februari 2018_

*harfan min kitabillah

Comments