MURKA: PUISI SUKARDI, KULON PROGO




Mendung hitam pekat menyelimuti
Ombak besar menghantam marah
Angin kencang kian meradang
Api merah marah menyala
Murka....

Paedang berkilatan menerkam
Menebas menyambar tanpa hati
Jerit tangis membahana
Izrail menghampiri nyawa-nyawa durjana
Murka....

Danyang-danyang kian kalap
Genderuwo, demit, buto ijo
Mengejar memangsa manusia
Murka....

Syekh Subakir hanya terdiam
Menatap dengan sorot tajam
Memandang dari kejauhan
Diatas Puncak Suroloyo
Ditemani sebatang rokok dan kopi hitam
....................................................................
“Tidak ada tumbal lagi untuk tanahmu
Biarlah ini terjadi
Bairkan anak cucumu mengerti
Akan sangkan paraning dumadi
Becik ketitik olo ketoro
Sopo nandur bakal ngunduh”

Disana sini orang baca mantra
Membuka kembali lembaran kitab suci
Yang telah usang dan berdebu
Tersembunyi disudut rumah para nabi....
...............................................................
Astaghfirullah....
Astaghfirullah.....
Astaghfirullah.....
Duh Gusti kulo nyuwun ngapuro....


Sukardi RA, terlahir di bumi Kulonprogo, 23 Oktober 1983. Menulis puisi bagaikan makan daging bagi penganut vegetarian....
Lebih senang membaca buku tentang sejarah nusantara sambil mendengarkan lagu metal..
Profesi : penunggu masjid




(ilustrasi hikmah kehidupan/ yuk ke bagian bawah blog dan klik iklannya untuk informasi berharga dan mencerahkan)

Comments