MENGHITUNG-HITUNG ASMA-MU DI LIDAHKU: PUISI ANTO NARASOMA, PALEMBANG



dari butiran zikir
malam membenam dalam batinku
entah, sudah berapa hitungan asma-Mu menjadi orkestra mendayu di batinku.

sejak takbir awal kerinduan itu mengusap-usap mataku dari raut wajah-Mu yang  teduh : membasuh tasbih dan tahmid di dadaku

zikir dan tahajud
meleleh dalam sujudku. akupun masih belum menepi dari pencarianku di kedalaman firman-Mu.

Robb, suara rindu ini masih bergetar dalam sejumlah ayat-Mu.

: aku lelah menanti-nanti aroma harum-Mu pada gelaran sajadah penuh kepenatan dayaku.

-- ah, jangan Kau rentangan jarak dariku; dosa dosa keji masih memburu  dari belakang perilaku yang terjatuh.

Januari 2018




Ilustrasi heru tempo/ yuk klik iklannya

Comments