MELAWAN ARUS: PUISI ARISA, MAHAKAM ULU




Kala karakter berpikir terbentur lawan birokrasi
Hadir bias dalam sudut pandang
Kau mengabdi namun berbeda
Kau menunduk, namun melawan, melawan birokrasi
Saat kepentingan pribadi berada di garda terdepan
Hancurlah apa yang disebut pengabdian
Pengandianmu pun bukan  tak hampa
Sebab, makan minummu dari  hasil pengabdian itu
Lalu kau biarkan aku berpikir keras
Apa yang salah dengan harga pengabdianmu
Meski aku tahu itu semua tak sebanding
Mengaku tenaga pendidik tapi tak mendidik
Mengaku contoh tapi contoh melawan arus
Apakah ini hanya tentang kesyukuran?
Aku tak bisa mengubah dunia seketika
Siapalah aku dengan keakuanku
Namun ada keyakinan dalam hati
Satu langkah kecil etaplah sebuah perubahan

Sengkang, , 13 Desember 2017



ARISA, salah seorang penyair berdarah Bugis-Kalimantan. Lahir di Desa terpencil, tepatnya di Desa Long Penaneh 1 Kecamatan Long Apari kabupaten Mahakam Ulu Kalimantan Timur pada 11 Oktober 1986. Pendidikan sekolah dasar dan menengah diselesaikan di Kalimantan Timur, sedangkan pendidikan sekolah menengah atas diselesaikan di Sulawesi Selatan tepatnya di kota yang dijuluki “Kota Santri dan Kota Sutera", yaitu Kota Sengkang, Kabupaten Wajo. Selain sebagai tenaga pengajar, juga aktif di berbagai organisasi. Namun, kali setiap berwaktu senggang,  ia juga mengisinya dengan kegiatan menulis puisi dan cerpen. Salah satu karya yang pernah terbit yakni Antologi Puisi “Jejak-Jejak Pena”.



(ilustrasi inspirasi.co/ yuk ke bagian bawah blog dan klik iklannya untuk informasi berharga dan mencerahkan)

Comments