GURU BUDI YANG BERBUDI: PUISI AMIR MAHMUD, SURABAYA



Guru seni yang muda belia, gagah, bertalenta
tanggal 1 Februari 2018 siang kaumasih tegap melangkah,
senyum berdiri di depan anak-anak didikmu
mereka gembira dengan kuas dan cat air melukis

Guru Budi yang berbudi sudah berpulang selamanya,
tanggal 2 Februari 2018 arak-arakan panjang mengantarmu,
kautinggalkan anak  didikmu, biolamu, grup musikmu, bahkan, istri dan anakmu. Baik budimu harum wangi sampai pelosok negeri

Bekas tapak-tapak sepatumu mengukir sejarah guru di negeriku.
Telah kaunyalakan lampu-lampu di SMK Negeri 1 Torjun, Sampang untuk bertanam masa depan anak-anak didikmu

Guru Budi yang berbudi
Kusebut Achmad Budi Cahyanto, hatiku menggelegar berapi
berimbalan lima ratus ribu, tapi keiklhasanmu diteladani.
Nama indah pemberian orang tuamu, kini
berubah menjadi permata dan permadani, mengalahkan kartu kuning
dari mahasiswa dan kartu merah dari  buruh untuk pemimpin negeri.

Seisi negeri tidak percaya, ada siswa yang bunuh gurunya sendiri,
burung gagak dan burung hantu pun diam mendoakanmu. Bahkan, malah mengutuk muridmu yang dungu.

Apa ada yang salah tulis di kurikulummu
Apa ada yang salah ucap para kiaimu 
Apa sudah tertutup keteladanan dari pemimpinmu
Setan-setan gundul pun malu dan berlari sambil menutupi wajahnya.

Kelak sepatumu terpasang di kaki anakmu yang masih umur 4 bulan dalam kandungan ibunya, untuk menggilas duri dan kerikil-kerikil tajam di hamparan kampungmu yang tandus dan sepi.

Kuingat: Sampang, Madura berduka. Guru Budi berpulang lewat kepalan tangan muridnya sendiri.

BBJT Sidoarjo, 8-2-2018


(ilustrasi harian analisa/ yuk ke bagian bawah blog dan klik iklannya untuk informasi berharga dan mencerahkan)


Comments