GRUP BARU DAN TEKAD PEMBAHARUAN



Mengumpulkan dan mempublikasi tulisan dan puisi seseoang adalah sikap yang sangat terpuji. Namun lebih mulia jika ada upaya membuka grup baru pengembangan sastta untuk adik-adik  yang baru mengenal sastra di tataran pinggir.
I
Sikap seorang Thobroni sebagai penyair, memiliki kepedulian terhadap sastra. Sebagai kesadaan moral yang ada di diriinya, ia rela melangsak hingga ke wilayah peladalam Kalimantan.i

Sebagai seorang pendidik, ia tak peduli apakah tindakannya itu menguntungkan dia secara finansial, justru yang Thob lakukan dilandasi.keharusan sikap dan tanggung jawab moralnya memajukan  sastrawan-sastrawan baru setelah anak suku Dayak, Korrie Layun Rampan eksis jauh mendahului mereka.

Korrie, selain sebagai sastrawan terkemuka di tanah air, ia juga gemar menghimpun karya-karya sastra rekan-rekan sejawatnya.

Karya-karya yang ditulis dan dipublikasi jauh sebelum Korrie lahir hingga cerpen, puisi dan novel eksis di zamannya, tak terlepas dari pengamatannya.

Itu pula yang menjadi semangat seorang Thobroni yang asalnya dari Jawa itu mengajar sebagai guru, blusukan hingga ke daerah pedalaman Kalimantan.

Apakah seorang Thibroni mempunyai banyak biaya untuk tujuannya menyerdaskan anak bangsa?

"Saya bukan orang kaya, Bang. Saya hanya punya tanggung jawab moral untuk berbagi kemampuan dan mencoba menjadi  berani mengajak anak-anak muda berpikir cerdas, " ujar Thobroni, menunjukkan sikap rendah hatinya, beberapa waktu lalu.

Saya kagum. Saya sangat menyukai sikapnya. Sebagai 'pejuang' sastra (saya tidak menyatakan dirinya pahlawan tanpa tanda jasa), Thobroni yakin, dengan semangat dan bantuan morel kawan-kawan penyair, apa yang ia lakukan mendapat respons dari publik sastra (terutama sastrawan yang pro puisi esai).

Dalam beberapa pernyataannya, seorang penyair kawakan, Aspar Paturusi, memberikan support kepada Thobroni untuk terus mengembangkan cita-citanya, menghadirkan sastra bagi anak-anak Kalimantan, terutama yang berdomisili di wilayah pedalaman.

Aspar pula yang membantu mengimbau penyair putri untuk menulis puisi Kartini secara metodologi kesastraan.

Tampaknya Thobroni bangga dengan kepedulian sejumlah senior
 yang membantu dorongan morel. Sebab, dukungan dengan versi seperti inilah yang terus membakar semangatnya.

Bahkan, dalam grup WhatsApp (WA) baru yang ia buka, Thobroni memiliki gagasan untuk menyetak buku puisi Kartini dari sejumlah penyair wanita. Sebagai gagasan barunya, Thobroni tidak memperhitungkan mutu karyanya.

Yang pasti, munculnya keinginan dari penyair wanita untuk menerbitkan buku itu, menurutnya sesuatu yang sangat membanggakan diriinya.

Menurur Korrie, membuat sistematik sebuah buku dari tulisan sejumlah penyair memang tidak gampang. Sebab tulisan yang dikumpulkan itu diperoleh dari sejumlah rekan penyair wanita dari seluruh penjuru nusantra.

Bisa jadi, gagasan Thobroni merupakan penghimpunan karya baru dari penyair pemula. Setiap periode tertentu, akan tampil suatu genre yang  melahirlan karya sastra dengan suasana, sifat, bentuk dan jiwa yang saling berbeda.

Dari karya-karya bernuansa daerah,  meski sosok yang ditampilkan dalam puisi kiriiman adalah seorang tokoh wanita berskala nasional, namun ramuan dan racikan estetiknya akan mencirikan ke-Indonesia-an, seperti yang ditulis Aspar Paturusi dan Sinansari Ecip dari Ujung Pandang/Makasar (buku Perjalanan Sastra Indonesia oleh Korrie Layun Rampan).

Sastra yang baik dapat dilihat dari perkembangan kuantitatif dan kualitatifnya. Karena itu kehadiran WA grup baru Forum Puisi Indonesia
yang dimotori Thobroni Ambau tersebut,  diharapkan dapat membina anak-anak muda Indonesia agar kelak mampu menjadi sastawan yang diandalkan. (*).

3 Maaret 2018



ANTO NARASOMA, PENYAIR TINGGAL DI PALEMBANG

Comments