DUA PEMUDA: PUISI PENYAIR AMATIR, SIDOARJO





Sesampainya di kota
ia menjelma menjadi apa saja
dan hinggap di mana saja
: demikian pemuda yang mengaku bodoh itu menuturkan kesaksiannya

sebagai pemuda dungu,
ia takjub sekali dengan ceritanya.
bahkan di beberapa kesempatan
ia meloncat-loncat sambil berteriak.
Teriakannya keras sekali.

pemuda yang mengaku bodoh itu
lalu minta pendapatnya.
Pemuda dungu tidak segera menjawab.
ia malah berdiam diri.

"kenapa kamu diam? "

Pemuda dungu tersenyum.
"Wahai pemuda yang mengaku bodoh,
saya tak bisa menjawab pertanyaanmu.
saya terlalu dungu untuk itu."

pemuda yang mengaku bodoh tersenyum.
"Jika dengan dungu kamu jujur, maka dungulah."

keduanya tersenyum. renyah sekali.
---
Diganggu asap
03/03/18


(ilusttasi umberto bocciani, galerija metropolitan/ yuk ke bagian bawah blog dan klik iklannya untuk informasi berharga dan mencerahkan)

Comments