DAN, MAUT MENJADI SAJAK DALAM DIKSIMU: PUISI ANTO NARASOMA, PALEMBANG




(bagi Indra Usman)
--------------------------------
gunung itulah yang tegak di kerimbunan
cuaca pagi

sementara hembusan angin di desamu, menghadirkan jutaan kata pada sisa perjalanan kita

kali ini
tak terlihat genuruh gunung di dadamu

karena
kabut telah mengirim aromamu yang tertatih di antara kabar duka

dalam ingatan yang dangkal; terakhir  kalinya kita melayari lautan sajak

maka
di tengah gelombang syair itulah kita terdampar bersama bait-bait cerita di negeri hang lekir

kali ini
kata-kata telah bias dari makna.  lembaran puisi pun menjadi maut di tengah perjalanan akhir tentang diksimu

maka
cipratan ajal pelan-pelan menukik ke tanda baca yang mengurai perkataan

dalam diam
dalam beribu ucapan
dalam kedalaman serat
daging dan tulang-belulang di tanah asalmu,
kaulah gunung bagi timbunan kata-kata.

23 Mei 2013
---------------------------------
Mengenang penyair gunung (almarhum) di Lahat, Sumsel


(ilustrasi business lounge journal/ yuk ke bagian bawah blog dan klik iklannya)

Comments