Cinta, ya kau cintaku, izinkan aku memeriksa tulang rusukmu: kalau berkurang satu siapa tahu menjelma maduku. Jagat raya niscaya bakal merupa palagan cemburu: tempatku bertempur memperjuangkan rindu. Bisakah cinta setimbang selalu: sementara kau ada di antara dua bubu?
Cinta, ya kau cintaku, bolehkah kupatahkan semua tulang rusukmu: biar cuma akulah yang menghuni ruang batinmu?! Niscaya hanyalah aku yang memilikimu: kecemasan asmara boleh jadi bakal berlalu. Ah, tetapi, haruskah cinta berarti kepemilikan ragamu: ah, tetapi, apalah arti asmara tanpa gelora cemas menggedor kalbu?!
(ilustrasi buahkaryaku/ yuk ke bagian bawah blog dan klik iklannya)
Comments
Post a Comment