BUNGA MATA: PUISI BAMBANG IRAWAN, BENGKULU



Suatu kali, aku ingin jadi bunga kapas. Ditiup angin, lepas. Mencium halus pipimu, lalu jatuh dalam hangat genggamanmu. Rindu begitu lembut, bukan?

Namun, sepasrah tanahkah kau memeluk aku? Seberapa banyak bunga kapas mesti jatuh, agar mampu menjadi hangat pembaringanmu.

Takkan lama, malam berganti, senja akan datang, lagi. Lalu setelah habis musimku, hanya hening bunga kertas melayang, jatuh. Saat itu, tinggallah hatiku yang bertanya; masihkah rindumu hangat meniduri aku?

Jakarta, 07 Agustus 2017




Ilustrasi pixabay/ yuk klik iklannya

Comments