SINTA KEPADA RAMA: PUISI DHENOK KRISTIANTI, TANGERANG



Api yang memanggangku tak lebih panas dari tuduhanmu, Rama
Hangus tak hanya raga, juga cintaku yang tetap utuh
Kesetiaan?
Pertanyaan apa itu!
Bumi dan langit menjadi saksi aku tetap nirmala
Keraguanmu pada sumpahku,
adalah godam yang meremukkan tulang-tulang
Andaipun Rawana menorehkan noda di kesucianku,
pantaskah kau memalingkan wajah
dari perempuanmu yang teraniaya?
Cintamu sedemikian dangkal,
dikalahkan oleh kelelakian yang pantang diremehkan

Aku menantangmu, Rama, di depan tungku yang menyala-nyala
Jika kesetiaan harus diuji dalam api,
biar kuserahkan diri dalam kobarannya
Andai benar raksasa itu telah mengguncang ranjangku,
makan sehidangan di balik punggungmu yang gelisah,
biar api merajamku sebagai perempuan lacur;
melempar sukmaku ke ceruk penyiksaan yang tergelap

Namun Rama,
andai benar tiraiku di Alengka tak pernah koyak,
kujagai seperti Ia berjaga atas perputaran semesta,
dan api mempersembahkan tubuhku pada lindungan dewata,
apa sumpahmu?
Apa sumpahmu, sang Rama?

Penerimaanmu hanya mengembalikan aku sebagai prameswari
Tapi luka keperempuanan yang kaunista,
adalah bilah keris luk tujuh yang akan berbalik menikam
Sesal menjadi keabadianmu, Rama, hingga di seberang tahta!

2012

(ilustrasi my rismawati/ yuk ke bagian bawah blog dan klik iklannya untuk informasi berharga dan mencerahkan)

Comments