SIKSA: PUISI YUFITA, PONTIANAK



Sayang, langit membentang
jingga dan udara berjelaga
Aku meringkuk dekat jendela
berharap angin tak lelah berbisik
di tengah kemarau

Getar rindu menyusup
jauh. Bergema. Separau suara
dari bibirku yang retak
oleh panasnya musim kali ini

Sayang, kapan langkahmu
sampai di beranda rumah
dan mengulur tangan
membawaku pergi
Menjauh dari kepenatan
begini rupa

Kubu Raya, 12 Feb 2014


(ilustrasi capedeh/ yuk ke bagian bawah blog dan klik iklannya untuk informasi berharga dan mencerahkan)

Comments