SELAWAT SENJA: PUISI YUFITA, PONTIANAK



Suatu ketika
angin menampar keras
dan gugurlah selembar daun
menghempas tanah
Murka surya menjadikannya pucat
hilang rona

Kemudian sepasang tangan meletakkannya ke dalam bejana
tapi, tetap saja
menyembunyikan jejaknya
entah dalam kehendak apa

Selewat berpuluh senja
yang temaram
barulah mengerti ia
bahwa hati manusia
melebihi kerasnya batu cadas
: Takdirnya hanya dihempas tuntas!

Pontianak, 04.05.2013



(ilustrasi Pinterest / yuk ke bagian bawah blog dan klik iklannya untuk informasi berharga dan mencerahkan)

Comments