PUISI SEBATIK: PUISI MUHAMMAD THOBRONI, TARAKAN



Di pelabuhan Belelawan, orang-orang Sebatik menjejer motor mereka di atas dermaga kayu, ulin-ulin yang menahun bersetia, menahan penderitaan demi pengakuan menjadi bagian dari Indonesia: di bawah dermaga, keringat mereka terus diperas dan dikirim ke negeri jiran, sejak leluhur Tidung dulu kala, juga para moyang Bugis yang menyeberang ombak laut Sulawesi: seorang gadis dari mantikas bersedih, memandang pelabuhan Sei Jepun di seberang: kekasihnya tertinggal di negeri jiran, sedangkan ia harus menjadi bekicot kembali dan pulang serta membawa rumah  dan jiwanya ke Indonesia: surat-surat berkarat, yang aksara dan stempelnya bercampur minyak jelantah bekas penggorengan sanggar: dimana lagikah jalan lubang tikus dapat ditempuh, sehingga diri dapat bersua kekasih sembunyi-sembunyi? Ombak laut di Mantikas bergulung-gulung, dan orang-orang Sebatik terus menjejer pantatnya di atas jok motor: kapankah giliran tiba menjumput ringgit demi ringgit di bawah sayap garuda yang hampir lumpuh.



(ilustrasi ikanbijakswebblog/ yuk ke bagian bawah blog dan klik iklannya untuk informasi berharga dan mencerahkan)

Comments