POTRET (SURAT BUAT BINTANG): CERITA PENDEK BAMBANG IRAWAN, BENGKULU



Di kontrakan semalam mati lampu. Dalam gelap, dengan sisa batre di leptop aku sempat menulis; Surat Buat Bintang. Aku sempat keluar melihat langit sebelumnya, langit di atas hamparan kebun teh depan rumah, tidak ada bintang, hanya sekumpulan awan gelap.

"Surat buat Bintang

Malam ini mati lampu, Bin. Gak ada listrik. Gelap. Dan dingin tentu saja. Dingin yang kian pekat. Aku melihat langit, kamu gak ada. Aku rasa kita sama; kedinginan. Hanya saja aku berselimut kesepian, dan kau berselimut awan gemawan. Lalu kutulis surat ini, berharap angin membawa dan menerbangkan kata-katanya menyibak awan, dan kau membacanya. ...."

"Blep!"

Batre leptopku habis. Surat buat Bintang semalam tak dapat kuteruskan. Dalam gelap aku tertidur. Ketika terbangun menjelang pagi, aku lupa apa saja yang ingin kusampaikan padanya.

Pagi tadi, seperti biasa aku ke pabrik, (mampir ke warung kopi dulu tentu saja. Hehe). Aku 'charge' hape juga kunyalakan leptop. Blep! Tak lama, lampu mati lagi. Semua huruf, kata-kata, yang siap kutulis pergi berlarian entah ke mana.

Menjelang sore ini, kuambil buku dan pena, kepalaku buncah, jemari gatal--dan aku tak tahu mau menulis apa, memilih apa. Tentang si teteh yang baru berusia 30-an tapi sudah hampir dapat cucu? Atau tentang mang Eman yang hidupnya sederhana dan bahagia--setidaknya kurasa kepalanya tak buncah seperti aku, atau tentang mang Jamal dan dek Iwan anaknya yang gak lagi sekolah dan ke sana kemari cari kerja, atau tentang mang Odon yang sakit asma namun tetap giat bekerja, atau tentang perusahaan perkebunan besar di sini yang hampir bangkrut, atau... hehehe, tentang si eneng yang polos dan menggemaskan, atau... tentang lembah dan bukit-bukit indah yang memangku legenda nun jauh di sana ....

Entahlah, aku tetap tak tahu mau menulis apa. Yang pasti, ketika kulepaskan pandang ke langit di atas hamparan kebun teh sana, Bintang tetap tak ada--kau tiada.

Namun, 'pabila sempat catatan ini kaubaca, bisa kaupastikan, bahwa lampu sudah menyala.

Dan aku, akan mulai memotret apa saja. Buatmu, Bintang.

Bukit Banua, 02 Februari 2015



(ilustrasi Saatchi art/ yuk ke bagian bawah blog dan klik iklannya untuk informasi berharga dan mencerahkan)

Comments