Pada suatu saat nanti
setiap tetes air mata menagi kata
Pada bunga-bunga yang telah engkau beri nama
Karolina, Maria, Flori, Martina, Lusia, dan Agustina
Pertama, masihkah melekat pada tangkainya?
Pada suatu saat nanti
Setiap kata menjemput makna
Pada buah-buah yang matang yang engkau simpan
Sepanjang waktu dari bayi sampai lahirkan bayi
Kedua, adakah placenta dapat mengucap salam?
Pada suatu saat nanti
Setiap makna memastikan jawaban
Pada akar, batang, dan daun-daun yang menjadi tua
Untuk menjawab pertanyaan dengan mata terpejam
Ketiga, mengapa engkau belum mengerti jua
Air mata ibu adalah air mataku sebagai ibu
Seandainya aku bisa mengembalikan waktu
Kuingin ada di sisimu ketika ajal menjemputmu
Sebelum berharap anak-anakku menghapus air mataku
Pada suatu saat nanti...
Denpasar, 25 Februari 2018
Maria Matildis Banda
Maria Matildis Banda Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana Denpasar Bali. E-mail: mbanda574@gmail.com HP: 085238679043. Penulis novel: Pada Taman Bahagia (Grasindo Jakarta: 2000), Liontin Sakura Patah (Grasindo Jakarta: 2000), Bugenvil di Tengah Karang (Grasindo Jakarta: 2000), Rabies (Care Internasional, 2003), Surat-Surat dari Dili (Nusa Indah Ende: 2005), Wijaya Kusuma dari Kamar Nomor Tiga (Kanisius Yogyakarta: 2015, 2016, 2017), Doben (Lamalera, Yogyakarta: 2016), Suara Samudra (Kanisius, Yogyakarta: 2017), dan Bulan Patah dalam Kelopak Wijaya Kusuma (segera terbit, 2018).
(ilustrasi echak fomin/ yuk ke bagian bawah blog dan klik iklannya untuk informasi berharga dan mencerahkan)
Comments
Post a Comment