MENGASAH PEDANG: PUISI ANGGORO SUPRAPTO, SEMARANG



Diam-diam seluruh negeri mengasah pedang
Benarkah mereka mau saling serang dan saling tendang?
Rakyat kecil terkesiap, sebisa-bisanya tiarap
Di manakah kau sembunyikan sirene dan lonceng-lonceng pertanda bahaya?
Di manakah baju sirah para kesatria untuk memerangi angkara?
Tak ada jawab semua tercekat

Diam-diam seluruh negeri mengasah parang
Gemeretak mata merah mulut api mengorak bau arak
Udara anyir mulai tepar menyebar
Lecutan cemeti cumengkling memecah udara mengurai dendam kesumat para pemimpin yang tak bijaksana, angkuh dan semana-mena
Akupun menangis gemetar dan bersimpuh sambil menyeru ke langit tak berujung
"Gusti Allah, mohon hentikan mengirim sukma-sukma sengkuni di negeriku tercinta, sebelum semuanya terlambat sebelum semuanya sekarat
Bukankah sekarang sudah tidak ada lagi negeri yang bernama sodom dan gomora?

Semarang, Februari 2015



(ilustrasi world of wayang purwo/ yuk ke bagian bawah blog dan klik iklannya untuk informasi berharga dan mencerahkan)

Comments