MEMASUNG RENJANA: PUISI IMAM QOLYUBI, PALANGKARAYA





Sudah tahun ketiga perpisahan itu
Renjana belum juga pupus
Justru semakin memprahara hati

Dirimu kini jauh disana, menubir di ruang dan menyendiri 
Gelap, kosong tak bergairah


Tirai kusut yang berkibar di jendela itu penuh tilas usapan airmatamu
Aku tahu, engkau acap menungguku dibalik jendela itu
Bairlah angin yang menyelinap diantara rongga2 jendela dan sampaikan salamku
Biarlah angin malam yang merasuk pori2 kulitmu kabarkan kegundahanku 


Jika kau begitu, demikian juga diriku
Di sini aku ramai dalam kesepian
Terang dalam kegelapan
Ruah dalam
kesendirian 

Sudah tahun ketiga perpisahan itu
Tapi tapak curahan hatimu masih terresidu kuat dalam mindaku
Madah lembutmu merenjana
Tatapanmu menjejak dalam aras fikirku

Oooh rindu, jangan kau  pasung renjana ini
Biarlah ia bebas melepas gairahnya
Jangan kau renggut suka cita itu
Biarkan ia lepas barang sedetik mengoyak dahaganya



Imam Qalyubi/Daun Lontar Tepian Sungai Kahayan Palangka Raya, 06 Januari 2018   



(ilustrasi bukalapak/ yuk ke bagian bawah blog dan klik iklannya untuk informasi berharga dan mencerahkan)

Comments