LONG JOURNEY BERSAMA FATAMORGANA: PUISI IIN SRI REJEKI, TARAKAN



Long journey  bersama Fatamorgana segera dimulai
Sebuah mushab dititipkan
Mushab berkisah siapa pemilik perjalanan
Berawal dari mana?
Kemana dan bagaimana akan ditamatkan?
Dan solusi aral pun ditorehkan

Sungguh Long journey ini bụkan sembarangan
Perjalan pulang, dan amat panjang
Dengan serba serbi godaan
Bersama Fatamorgana dan bayang bayang
Ia menyajikan lezat makanan dan merdu suara lagu
Molek tubuh pun tak luput ditawarkan
Pejalan yang selalu membuka kitab panduan
Mengunduh ilmu mencari oleh oleh pulang
Bayang Fatamorgana hanya hiburan
Yang terlarut, pasti haus dan kecanduan
Yang meletakan hanya dalam genggaman
Merasa aman dan tentram
Karena hati terpaut sudah dengan tujuan.

Fatamorgana menunggu setia disepanjang jalan
Mengajak bersenda gurau
Ada yang terhanyut gelombang asmara
Ada yang tersedu-sedan menghayati cerita cinta
Ada yang menangis, menjerit histeris
Berteriak...
Memberontak...
Hingga berputus asa
Terbuai ulah Fatamorgana
Lupa, di kitab ada cara mengatasinya

Ada yang khusyuk masyuk membuka lembarannya
Kadang basah pipi dengan air mata
Rindu kapan perjalanan akan selesai
Rindu bersua dengan sang penulis buku mulia
Rindu menutupi luka
Hingga sakit dirasa nikmat
Pahit dikecap sedap
Derita membuka sempitnya dada.
Fatamorgana hanya hiburan semata
Ekspektasi menembus cahaya

Fatamorgana berazam akan setia mengiringi para pejalan
Hingga sampai di pintu gerbang
Semakin tebal semakin nyata
Hingga tangan bertemu tangan
Merapat dengan setia
Pejalan yang akrab membuka buku panduan
Tersenyum dan berkata, " Selamat tinggal Fatamorgana"
perjalananku telah usai
Terima kasih telah menemaniku.
Goda mu telah mengantarkanku ditempat yang mulia.

Pejalan lain masih nampak terlena 
Bergelayut mesra dengan Fatamorgana
Tak sadar gerbang terakhir telah terbuka
Buku petunjuk tak pernah disapa
Membuatnya terisak-isak
"Ini ulah Fatamorgana" sesalnya
Ketika gerbang menyeringai terbuka
Barulah ia sadar
Mengenang seorang kawan diperjalanan
Pernah mengingatkan pentingnya buku panduan
Namun ia mengabaikan
Kini waktu telah tiada
Tak sempat ia membukanya
Tak tau harus kemana
Tak kenalpun ia pada siapa-siapa
Gontai kaki menghardik
Tubuh berkata dengan amarah
Fatamorgana...
Kau lah mahluk pembuta mata
Melubangi bumi, memanjat langit
Menguasai dada, hingga aku lupa
Bahwa engkau hanyalah FATAMORGANA.

Dhuha, 14 Feb 2018



(ilustrasi otenta/ yuk ke bagian bawah blog dan klik iklannya untuk informasi berharga dan mencerahkan)

Comments