KALA BENDU: PUISI PARMADI, JAMBI




sekelilingnya penuh dengan orang bermartabat, punya ilmu pengetahuan, berpendidikan tinggi bahkan berkedudukan terhormat.
tapi mengapa masih ada yang bersifat bejat?

seputarannya penuh dengan rumah mewah, gedung tinggi bercat warna-warni.
berhiaskan otomotif lux di bagasinya,
bahkan berlokasi di tempat strategis,
tapi mengapa masih ada yang bersifat penjarah?

sejurus radiusnya melebar,
sedikit lebih jauh dari hanya sekeliling putarannya, di lorong sempit,
di gang senggol yang pengap
dan di di slump area
yang biasa sering dicerca,
dialah yang berkuasa, bisa jadi pembejat ataupun penjarah,
yang memikul beban
dan menjinjing sarat,
selama kenyataan dunia beda,
yang kentara di kumparan mata.

Vicious circle itu yang telah tercipta,
tiada berpangkal dan
tiada berujung di salah satu sisinya.
Kemiskinan dari zaman
ke zaman selalu ada,
membelenggu untuk kacamata yang bernama pembangunan,
sebagai upaya mengentaskannya. Walaupun kadang kala kemiskinan,
bisa juga pilihan,
bagi mereka mereka yang mengerti tentang apalah arti nilai kebendaan, sebagaimana Jayabaya menyingkap, tentang sebuah zaman yang bernama kala bendu.

Telanaipura, 060218


(ilustrasi pinterest/ yuk ke bagian bawah blog dan klik iklannya untuk informasi berharga dan mencerahkan)

Comments