KABUT: PUISI NIA SAMSIHONO, JAKARTA



Betapa takutnya aku akan kabut
Bagai menyusuri tepi jurang tanpa peta
Jarum kompas pun berputar mengikuti rasa
Tak ada tanda
Tak ada cahaya

Betapa keindahan itu serasa menyesak dada
Tak ada kata menjelaskan tanya
Hanya udara memenuhi persada
Gumpalan kepekatan yang ada
Gelap
Bagai asap
Tumpat

Haruskah orang lain yang berkata
menghentikan degup bahagia
Menguak peristiwa demi peristiwa
Kenangan itu selalu kau bawa
Percintaan demi percintaan
Menjadi sekat di antara kita
Sedang kau tertawa terlalu bangga
Pada perempuan yang pernah ada
Pada sejarah masa
menjadi sebuah derita
Bagiku hingga purna

Senja hadir suatu ketika
Menutupi segala
Lalu perlahan keindahan sirna
Kabut mengelilingi cinta
Rasa itu hampa

2018



(ilusttasi artelista/ yuk ke bagian bawah blog dan klik iklannya untuk informasi berharga dan mencerahkan)

Comments