FEBRUARI YANG RAPUH: PUISI TAUHED SUPRATMAN, MADURA




Aku sadar, hadirmu dalam patahan hidupku
seperti gerimis membasah tanah gersang
ingatanku bercengkrama denganmu
di padang kerontang
perasaanku sebisu karang
melukis fajar
membelai senja
jadi nyanyian ombak: di mana angin
pernah menyejukkan
Gelap malam cahayamu membentang
langkahku tertatih
hasratku tak sempat kubaca
karena kau tak mengundangku
asaku melesat menikam burung
-burung
Di senja nurani februari yang rapuh
kutulis segala yang membentang di pelupuk mata:
jas safari, dasi, sepatu lusuh, sandal jepit
mungkin kau pernah merenung, mengimpikan
kebahagiaan abadi, igaumu
mematahkan kelopak mawar
---karena persemaian yang usang
-
Senyummu meruncing di ujung gerimis
resahmu segalau ombak
tertegun, menatap bayang
karena tak sempat lagi berucap
pada malam resahku yang kesekian
tawamu jauh mengalun
mengalun di detak awan
kau tawarkan dan segera melenggang
seperti penari di atas panggung



(ilustrasi pixabay/ yuk ke bagian bawah blog dan klik iklannya untuk informasi berharga dan mencerahkan)

Comments