ELEGI BANJIR : PUISI ASPAR PATURUSI, MAKASSAR



banjir di luar
banjir di rumah
banjir di hati

lumpur di halaman
lumpur di rumah
lumpur di hati

banjir ini
banjir siapa
lumpur ini
lumpur apa

adakah ini lumpurMu
membedaki dosa-dosa umatMu
lumpur yang bertimbun-timbun
dari masa silam yang kelam

banjir duka mengalir  dari hulu
seluas berapa muara mampu menampung

banjir harapan terapung-apung
bertahun-tahun berputar dalam lingkaran arus
entah tersangkut di mana kini
apakah hanyut bersama kantong-kantong plastik
tersangkut di atap-atap rumah
ketika aku berenang
dan menelan air coklat
kutahu,
dalam pekat malam
jerit tangis anak-anak
raungan Ibu-ibu mereka
dari atap-atap rumah yang nyaris tenggelam
semuanya jadi sia-sia
tak kuasa membendung amukan air
yang bahkan begitu dingin memeras air mata mereka

ketika banjir menyisakan bangkai harta, lumpur dan lumpur
aku pun terbenam tumpukan lumpur di dalam rumah
di bawah telapak kaki terbenam pula bingkai foto
buku-buku puisi, kliping pentas teater, sinetron, film, disket dan kaset
semuanya melebur jadi lumpur

aku hanya memandang langit-langit rumah
yang juga berlumpur
ya Allah berapa tinggi lumpur yang diperlukan
untuk melumuri lumpur dosa-dosa kami

*(rekaman peristiwa banjir jakarta 1996)*


(ilustrasi barbara wels saludy/ yuk ke bagian bawah blog dan klik iklannya untuk informasi berharga dan mencerahkan)

Comments