DOA PENGHABISAN: PUISI YOSEPH YAPI TAUM, YOGYAKARTA




Untuk C. Bakdi Sumanto

Hujan remaja yang jatuh di padang hijau
Meluruhkan debu dari pucuk-pucuk pinus.
Lonceng gereja menyilangkan tanganmu ke dada
Ketika doa pagi didaraskan para rahib

Mestinya angin remaja
tak menghentikan langkah kakimu.
Gerimis yang turun terlalu cepat
Membuat sungai tertutup kabut

Bagai rahib kau seberangkan
kanak-kanak yang enggan melangkah
Angin pun berhenti bermain
Dan burung jalak mengibaskan bulunya

Saat langit semburatkan jingga
Ribuan jalak menari di kaki langit
Sayap-sayap malam menjauh
Saat kaudaraskan doa penghabisan,
Gunung dan lembah merunduk
Menatapmu berjalan lewat

Di sini terpatri jejakmu di tubuh kota
Di koridor kampus dan kapel belarminus
Doa penghabisanmu menjelma burung jalak
Lalu pulang ke taman abadi, pada janji langit 
Yang menyambutmu dengan rebana dan kecapi.

Yogyakarta, 30 Juni 2017



(ilustrasi berkuliah/ yuk ke bagian bawah blog dan klik iklannya untuk informasi berharga dan mencerahkan)

Comments