DERITA: PUISI DJOKO SARYONO, MALANG





Bagi Maria M Banda

/1/
jarum arloji jatuh:
     pagi kian merapuh

kayu memeram sunyi aduh:
     tersalib sesosok tubuh

tampak teramat tangguh:
     menyirna segala keluh

meski darah mengucur teluh:
     memerah tanah tersentuh

"eli, eli, lama sabakhtani", nyaring serunya
sunyi kokoh bertakhta: lindap kelebat kata
apalagi tegas rupa: gaib atau nyata
semesta sekilas pun tak sudi kirim sasmita
siapa telah diserunya: mana alamatnya?

"dia sudah ditinggalkan": oleh siapa?
"dia sudah ditinggalkan": kenapa?
diam di puncak takhta: suara diterkam dunia

puncak sedih telah dilampauinya:
     bukan menyayat, mengiris dada
sebab dia ikhlas memanggul dosa
     dan selamatkan hidup manusia

/2/
ketika tersalib di kayu rindu:
     tak kuasa melepas belenggu
dia menelan dosa manusia yang bau?

tatkala dia nyaring berseru:
     tiada sahutan menderu
dia tiba di puncak jeri: tatap hari lalu?

ketika dia menunggu suara merdu:
     tiada isyarat kunjung bertalu
dia tiba di tubir diam: lampaui tafsir gaharu?

akankah dia digulung gelombang jemu?
waktu lari tanpa ragu: lumat apa selamat?

/3/
dalam biara masihkah kau dengar serunya?
sedang semesta diam semata: tak buka kata
dan Allah terasa menjauh: tak menolong dia

dalam biara masihkah kau dekap serunya?
sedang langit sunyi belaka: tak ada gema
dan Allah tampak diam saja: tak kirim tanda

bayangkan: dia pikul sedih di kayu salib
seperti pantai menahan gempur gila badai
bayangkan: dia tanggung derita di kayu salib
serupa pohon menahan tornado tak tepermanai



(ilustrasi travellermeds/ yuk ke bagian bawah blog dan klik iklannya untuk informasi berharga dan mencerahkan)

Comments