DENDANG DIRI: PUISI DJOKO SARYONO, MALANG



Barangkali lebih baik kuhapus namanya: nama yang meneluh kesadaran jiwa. Lembar daun-daun makin menua: merawat perjalanan cinta. Gebu gairah mengendap di ceruk dada: membersih segala hasrat rakus raga. Kekasih, benarkah arah angin purba: daun-daun memang menua: namun muskil gugur juga.                       

Barangkali lebih baik kutinggalkannya: sosok ranum yang menyirnakan arti samawa. Batang pohon-pohon terus memanjat tinggi usia: mengantar diri kepada kesejatian ada. Dengus hasrat nikmat istirah di lubuk sukma: menjernih segenap degup syahwat dunia. Kekasih, betulkah arah azimut cinta: pohon-pohon memang dirambati usia: tapi tak kusam juga.               

Barangkali lebih baik aku ucapkan selamat tinggal kepadanya: embus angin yang menerkamkan lena: desah bisa memamerkan peta: buram di sukma.

Barangkali lebih baik aku dendangkan daras purba kepadanya: suara purbani yang membubungkan jiwa: laras irama yang menggelarkan atlas ada: membilas yang fana dengan barus yang tak kalis segala.


(ilustrasi mural wallpaper / yuk ke bagian bawah blog dan klik iklannya untuk informasi berharga dan mencerahkan)

Comments