CINTA TANAH AIR: PUISI ASPAR PATURUSI, MAKASSAR



deru ombak tak berubah
di masa kanakku begitu juga
tapi ombak terus mengikis pantai
hari demi hari mendesak tepi bumi

hari demi hari hidup memojokkan kita
gelombang menerjang tiap saat di mana-mana
sungguh berat bernapas lega
walau langit tampak cerah
kita, ratusan juta
menghuni ribuan pulau
setiap hari memikul harapan
tak lelah bersimbah peluh

kita tak sempat bertanya
ada dimana pemimpin kita
adakah sibuk mengurus kursi
atau mereka lagi partai

kita, adalah rakyat negeri ini
sekalipun nasib tetap perih
masih ada setia menghuni dada
cinta tanahair tak pernah punah

Jakarta, 26 Februari 2013


(ilustrasi history.vt.edu/ yuk ke bagian bawah blog dan klik iklannya untuk informasi berharga dan mencerahkan)

Comments