BIANGSAT DUNIA: PUISI HUSEIN LABIB, SAMARINDA



Aku tak  mampu menulis kisah mereka, gelepar bayi menyayat hati mengiris sakit, nyawa tercecer murah diracun begundal sejarah, penipu ulung biangsat penjajah dunia

Demokrasinya fasis, katanya tak pernah merajam, mengubur kebebasan, apalagi merampas kedaulatan, tapi hari ini, corongnya menjadi sangkala pengrusakan, mafia kemanusiaan, tebang pilih, bahkan merampas selendang Tuhan

Katakan padanya, usianya hanya seumur jagung, seakan penjaga nilai paling tua, apa dikata, ujian zaman petunjuk hati, logika teori adalah alat pemantik nafsu menguasai

Lantas apa yang diagungkan seribu pujian..!, bila fakta bukti kebenaran, compang camping peradaban, sebab robek cakar kuku kesombongan, hak asasi barang dagangan

Menyingkirlah, kabur dari depan nuraniku, ayat abadi telah membawa berita, ukuran timbangan merawat kehidupan, dan bila kau tawarkan, bahkan memaksa...; aku tak peduli

Subuh, 25/02/2018



(ilustrasi ruang kata/ yuk ke bagian bawah blog dan klik iklannya untuk informasi berharga dan mencerahkan)

Comments